TRENDING
Showing posts with label komitmen. Show all posts
Showing posts with label komitmen. Show all posts

2 Nov 2012

Derek Redmond, Berlari Sampai Garis Akhir

Derek Redmond adalah atlit lari dari Inggris, pemegang rekor nasional Inggris untuk lari 400 meter, memenangkan medali emas untuk lari estafet 4x400 meter pada Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Eropa dan Pekan Olahraga antar negara Commonwealth. Dengan catatan prestasinya itu, wajar saja jika Derek dijadikan kandidat juara lari pada Olimpiade Barcelona 1992.

Setelah tembakan pistol meletus tanda pertandingan lari 400 meter dimulai, Derek berlari sekencang-kencangnya menuju garis finish bersama peserta lomba yang lain. Tiba-tiba di tengah perlombaan, Derek mengalami cidera di kaki sebelah kanannya. Ia terisak-isak, bahkan terkapar di arena lari. Namun apa yang terjadi kemudian sungguh luar biasa.

28 May 2012

Mengayuhlah Terus, Aku Bersamamu

Pada awalnya aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat, seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya tapi aku tidak mengenal-Nya.

Namun ketika aku bertemu Yesus untuk pertama kalinya, pandanganku berubah. Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda.

30 Sept 2011

11 Kata Mutiara Perenungan


1. Doa bukanlah “ban serep” yang dapat Anda pergunakan ketika berada dalam masalah, namun doa merupakan “kemudi” yang menunjukkan arah yang tepat.

2. Kenapa kaca depan mobil sangat besar dan kaca spion begitu kecil? Karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita. Jadi, pandanglah ke depan dan teruslah maju.

3. Pertemanan itu seperti sebuah buku. Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya, tapi butuh waktu tahunan untuk menulisnya.


4. Semua hal dalam hidup adalah sementara. Jika berlangsung baik, nikmatilah karena tidak akan bertahan selamanya. Jika berlangsung tidak seperti yang kita harapkan, jangan kuatir karena hal itu juga tidak akan bertahan lama.

5. Teman lama adalah emas! Teman baru adalah berlian! Jika Anda kamu mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas! Karena untuk mempertahankan sebuah berlian, Anda selalu memerlukan dasar emas.

6. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya, Tuhan tersenyum dari atas dan berkata, “Tenang anak-Ku, itu hanyalah belokan, bukan akhir dari segalanya!”

7. Ketika Tuhan memecahkan masalah Anda, Anda memiliki kepercayaan pada kemampuan-Nya; Namun ketika Tuhan TIDAK memecahkan masalah Anda, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuan Anda. Anda pasti bisa mengatasinya!

8. Seorang buta bertanya pada seorang Guru, “Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan mata?” Dia menjawab, “Ya ada, kehilangan visi!” Miliki visi dalam hidup Anda dan teruslah melangkah dengan visi itu.

9. Ketika Anda berdoa untuk orang lain, Tuhan mendengarkan Anda dan memberkati mereka, dan terkadang, ketika Anda aman dan bahagia, ingat bahwa seseorang telah mendoakan Anda.

10. Kuatir tidak akan menghilangkan masalah di hari esok, hanya akan menghilangkan kedamaian di hari ini.

11. Jawaban doa dari Tuhan tidak selalu “Yes”, tetapi terkadang “No” dengan lanjutan “Bukan itu yang terbaik untukmu..... Aku memiliki rencana yang lebih baik bagimu.”
Sumber : Berbagai Sumber

5 Apr 2011

Tertular Cara Berpikir


Sikap sama menularnya dengan virus. Yang lebih buruk dari semua itu adalah sikap buruk. Seorang manajer baseball yang bijaksana pernah berkomentar bahwa ia tidak pernah mengizinkan para pemain yang positif berada di dalam satu ruangan dengan para pemain yang negatif saat mereka sedang dalam perjalanan. Sewaktu ia membagi kamar, ia selalu menempatkan yang negative bersama dalam satu ruangan agar mereka tak dapat meracuni yang lain.

Salah satu contoh betapa cepatnya sikap buruk menular melalui pikiran adalah kisah dari Norman Cousins. Suatu kali, dalam sebuah pertandingan sepakbola, seorang dokter dari pusat pertolongan pertama merawat lima orang karena dicurigai keracunan makanan. Karena gejala serupa, ia berusaha melacak apa yang sama diantara mereka. Ia segera menemukan bahwa kelima orang itu semuanya membeli minuman dari sebuah kios tertentu di stadion itu.

Sang dokter ingin melakukan sesuatu yang bertanggung jawab, maka ia minta agar si pemberi pengumuman dalam pertandingan itu untuk menyarankan supaya orang-orang di stadion itu tidak membeli minuman dari stand yang satu itu karena ada kemungkinan keracunan. Tak lama kemudian, lebih dari dua ratus orang mengeluh gejala keracunan makanan. Hampir separuh jumlah orang itu menunjukkan gejala yang parah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Tetapi ceritanya belum selesai. Setelah diselidiki ternyata lima korban awal itu telah makan salad kentang yang tercemar di sebuah toko roti dalam perjalanan mereka menuju tempat pertandingan itu. Ketika “para penderita” lain mendengar bahwa minuman di stadion itu aman, mereka dalam sekejab mengalami kesembuhan yang ajaib. Cerita ini membuktikan bahwa apa yang kita percayai dengan cepat menyebar dan mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitar kita.

Sumber : John C Maxwell; 17 Hukum Tak Tersangkali; EQUIPS

4 Jan 2011

Batas


Siapa yang tidak suka bermain? Sejak kecil kita akrab dengan kegiatan bermain. Permainan fisik, misalnya olahraga. Permainan otak yang mendidik. Atau, permainan yang membangun kebersamaan. Semua permainan memiliki aturan main. Ada batas-batas yang mengendalikannya. Lapangan badminton punya garis pembatas. Sepakbola punya batas waktu. Langkah-langkah tertentu membatasi permainan di papan catur. Permainan kelereng pun dibatasi cara bermain yang disepakati bersama. Melanggar batas berarti mengacau permainan, dan akan kena sanksi.

Kitab Yosua sampai pasal 13 mengisahkan bagaimana Israel—dipimpin Yosua—memasuki Kanaan. Bertempur di medan laga. Namun, memasuki pasal 14 dan seterusnya, suasana berubah. Mereka memasuki periode kehidupan yang lain. Tahap yang baru. Saatnya menata kehidupan bersama. Maka, Tuhan menuntun Yosua mengatur batas wilayah bagi masing-masing suku. Dari kehidupan mengembara di padang liar tanpa batas, mereka belajar hidup bersama dalam batas-batas yang harus dihormati di Tanah Perjanjian. Batas-batas itu kelak menentukan hak, warisan, dan pusaka masing-masing. Dan, agar tidak kacau, sejak semula batas-batas sudah ditegaskan dan ditegakkan.

Tuhan mencipta kita dengan banyak aspek hidup yang masing-masing juga ada batasnya. Kehidupan bersama akan berjalan baik hanya jika batas-batas itu disadari, dihormati, dipelihara. Makan ada batasnya. Berbicara ada batasnya, tak asal buka mulut. Bekerja mengenal batas kemampuan, waktu, peraturan. Pergaulan sehat dibatasi kesopanan dan tata susila. Hidup ini seperti sebuah permainan, semua harus bermain dalam batas-batas aturan mainnya.

SUDAHKAH KITA MENYADARI, MENGHORMATI

DAN MEMELIHARA BATAS-BATAS DALAM KEHIDUPAN KITA?

Penulis: Pipi Agus Dhali

17 Nov 2010

Dua sikap ketika menghadapi pencobaan


Mazmur 18:7 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.

Ada dua sikap yang mungkin ditunjukkan oleh umat Tuhan pada waktu mengalami pencobaan yaitu:

1.Menjauh dari Tuhan.
2.Semakin dekat kepada Tuhan.

Sikap yang kita tunjukkan menunjukkan siapa kita. Jika kita bersikap seperti yang pertama, itu menunjukkan bahwa kita ikut Tuhan hanya ingin enaknya saja. Ikut Tuhan karena mengejar berkat jasmani belaka. Jika kita bersikap seperti point kedua, artinya kita mengenal siapa Tuhan yang kita sembah. Kita mengenal rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita mengetahui bahwa Tuhan punya rencana pada setiap apapun yang terjadi dalam hidup kita.

Contoh untuk point pertama adalah Orang Demas. Demas meninggalkan pelayanan hanya karena tidak tahan menderita dan aniaya. Demas lebih memilih kenikmatan dunia dari pada menderita bersama-sama dengan Paulus dalam menyebarkan injil Kristus. Penderitaan menyebabkan dia meninggalkan jalan Tuhan dan kembali kepada kehidupan dunia. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

II Timotius 4:9-10 Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.

Contoh untuk point ke dua adalah Daud. Daud tidak pernah lari dari Tuhan ketika mengalami penderitaan. Ayat diatas menunjukkan semakin ia menderita, semakin ia berseru-seru kepada Tuhan. Sebenarnya bisa saja Daud kecewa dan menuntut serta menuduh Tuhan tidak tepati janji. Bukankah Samuel telah mengurapi dia menjadi raja sebelumnya. Kenapa bukan tahta kerajaan yang di dapatnya, melainkan penderitaan dan di kejar-kejar Saul. Bukankah seharusnya ia tidur di istana megah bukan sebaliknya tidur di dalam gua-gua?

Daud tetap bertahan didalam Tuhan karena ia tahu dan mengenal siapa Tuhan yang dia sembah. Ia meng mengenal segala jalan dan rancangan Tuhan dalam hidupnya. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Mazmur 22:33-35 Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga.

Dari ayat ini kita lihat bahwa Daud menyadari bahwa Tuhan sedang mendidik dan mengajar dia dalam setiap penderitaan yang dia alami. Melalui penderitaan Tuhan mendidik dia untuk memiliki mental prajurit dan pria sejati. Prajurit dan pria sejati tidak di nilai dari berapa banyak musuh yang di bunuhnya melainkan berapa banyak dia bersabar dan mengampuni. Daud telah membuktikan itu. Sejahat-jahatnya perbuatan Saul atas dirinya, dia tidak pernah mau membalas bahkan dia mengampuni Saul. Dalam beberapa kesempatan bisa saja dia membunuh Saul, namun tidak dilakukannya, malahan dia tetap menaruh hormat kepada saul.

Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana sikap kita ketika mengalami pencobaan? Apakah seperti Demas yang pergi meninggalkan Tuhan dan kembali kepada kehidupan dunia atau seperti Daud yang berseru-seru kepada Tuhan?

author: Nelson Saragih

3 Nov 2010

Benih Dalam Kehidupan


Jika Anda menanam kejujuran, Anda akan menuai kepercayaan

Jika Anda menanam kebaikan, Anda akan menuai teman

Jika Anda menanam kerendahan hati, Anda akan menuai penghargaan

Jika Anda menanam ketekunan, Anda akan menuai kepuasan

Jika Anda menanam pertimbangan, Anda akan menuai cara pandang

Jika Anda menanam kerja keras, Anda akan menuai kesuksesan

Jika Anda menanam pengampunan, Anda akan menuai pemulihan hubungan

Jika Anda menanam iman di dalam Kristus, Anda akan menuai buah-buah roh

Jadi perhatikan benih apa yang Anda tanam saat ini; Apa yang Anda tanam saat ini akan menentukan apa yang akan Anda tuai nanti.

Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. ~ Galatia 6:7
Sumber : Fathershands.com

24 Oct 2010

Tali Tambang

Mazmur 39:5-8

Suatu pagi, saya mendampingi teman sekampus yang memakamkan
ibunya. Sorenya, seorang teman lain menikah. Hidup terkadang
memiliki jalan yang begitu unik dalam membelitkan suka dan duka.
Satu kali Nobita-sebuah karakter kartun Jepang-meminta pada Doraemon
-sahabatnya-agar ia bisa selalu beruntung dalam hidup. Namun,
Doraemon mengangkat sebuah tali tambang dan menunjukkan bahwa tali
yang kokoh itu terdiri dari dua helai tali yang saling melilit. Dan
ia mengibaratkan dua tali itu sebagai kebahagiaan dan kesedihan
hidup yang terangkai menjadi satu.

Kesedihan akan diganti dengan kegembiraan, sebaliknya kegembiraan
juga tidak akan berlangsung terus-menerus karena akan ada kesedihan
di depan sana. Hidup tidak bisa menawarkan kepastian pada manusia.
Sekokoh dan semapan apa pun kita membangun hidup, semua itu fana dan
bisa runtuh dalam sekejap. Dan akhirnya, hal yang paling pasti dalam
hidup ini adalah betapa fananya hidup manusia.

Pemazmur tampaknya sangat memahami fakta ini. Ketika ia merenungi
betapa fananya hidup di dunia, maka ia menyadari betapa banyaknya
hal sia-sia yang diributkan manusia (ayat 7). Satu harapan paling
kokoh yang kita miliki hanyalah pada Tuhan. Rasa percaya kita
kepada-Nya tidak akan pernah sia-sia. Dari titik kesadaran ini,
alangkah baiknya jika kita mengurangi perhatian pada hal-hal fana
yang kerap dipermasalahkan dengan sesama manusia. Tata ulang
prioritas hidup kita. Dan biarlah kita semakin giat melakukan
hal-hal penting yang akan mempersiapkan kita menjelang kehidupan
kekal yang tak mengenal kefanaan --OLV

TUHANLAH SATU-SATUNYA YANG BISA KITA PERCAYA
DI TENGAH KETIDAKPASTIAN HIDUP

 
Back To Top