Renungan Harian: Challenge (Tantangan)
-
Judul : Challenge (Tantangan) “Word Play” By. Evert Kristian Ranga Ujian
dan cobaan dalam hidup adalah indikasi kekuatan batin, bukan kelemahan; itu
adal...
17 Nov 2010
Dua sikap ketika menghadapi pencobaan
Posted by Sanrio Telika on 8:59 pm in karakter komitmen motivasi | Comments : 0
Mazmur 18:7 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.
Ada dua sikap yang mungkin ditunjukkan oleh umat Tuhan pada waktu mengalami pencobaan yaitu:
1.Menjauh dari Tuhan.
2.Semakin dekat kepada Tuhan.
Sikap yang kita tunjukkan menunjukkan siapa kita. Jika kita bersikap seperti yang pertama, itu menunjukkan bahwa kita ikut Tuhan hanya ingin enaknya saja. Ikut Tuhan karena mengejar berkat jasmani belaka. Jika kita bersikap seperti point kedua, artinya kita mengenal siapa Tuhan yang kita sembah. Kita mengenal rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita mengetahui bahwa Tuhan punya rencana pada setiap apapun yang terjadi dalam hidup kita.
Contoh untuk point pertama adalah Orang Demas. Demas meninggalkan pelayanan hanya karena tidak tahan menderita dan aniaya. Demas lebih memilih kenikmatan dunia dari pada menderita bersama-sama dengan Paulus dalam menyebarkan injil Kristus. Penderitaan menyebabkan dia meninggalkan jalan Tuhan dan kembali kepada kehidupan dunia. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:
II Timotius 4:9-10 Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.
Contoh untuk point ke dua adalah Daud. Daud tidak pernah lari dari Tuhan ketika mengalami penderitaan. Ayat diatas menunjukkan semakin ia menderita, semakin ia berseru-seru kepada Tuhan. Sebenarnya bisa saja Daud kecewa dan menuntut serta menuduh Tuhan tidak tepati janji. Bukankah Samuel telah mengurapi dia menjadi raja sebelumnya. Kenapa bukan tahta kerajaan yang di dapatnya, melainkan penderitaan dan di kejar-kejar Saul. Bukankah seharusnya ia tidur di istana megah bukan sebaliknya tidur di dalam gua-gua?
Daud tetap bertahan didalam Tuhan karena ia tahu dan mengenal siapa Tuhan yang dia sembah. Ia meng mengenal segala jalan dan rancangan Tuhan dalam hidupnya. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:
Mazmur 22:33-35 Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga.
Dari ayat ini kita lihat bahwa Daud menyadari bahwa Tuhan sedang mendidik dan mengajar dia dalam setiap penderitaan yang dia alami. Melalui penderitaan Tuhan mendidik dia untuk memiliki mental prajurit dan pria sejati. Prajurit dan pria sejati tidak di nilai dari berapa banyak musuh yang di bunuhnya melainkan berapa banyak dia bersabar dan mengampuni. Daud telah membuktikan itu. Sejahat-jahatnya perbuatan Saul atas dirinya, dia tidak pernah mau membalas bahkan dia mengampuni Saul. Dalam beberapa kesempatan bisa saja dia membunuh Saul, namun tidak dilakukannya, malahan dia tetap menaruh hormat kepada saul.
Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana sikap kita ketika mengalami pencobaan? Apakah seperti Demas yang pergi meninggalkan Tuhan dan kembali kepada kehidupan dunia atau seperti Daud yang berseru-seru kepada Tuhan?
author: Nelson Saragih
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment
Berikan komentar Anda ..... Tuhan Memberkati.....