www.renunganhariankristen.com |
Kemarahan merupakan unsur yang sering terlibat dalam konflik hubungan antar manusia. Bahkan, bagi beberapa orang kemarahan merupakan masalah yang serius dalam hidupnya dan harus mendapat perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh.
Pertengkaran sering dimulai dari komunikasi yang buruk. Kemampuan mengelola kemarahan harus dimulai dari kemampuan mengendalikan lidah. Yakobus menyarankan agar kita mengurangi kecenderungan kita untuk cepat mengeluarkan kata-kata, dan sebaliknya belajar menjadi pendengar yang baik.
Bagi orang percaya, mengendalikan lidah bukan hanya masalah etika melainkan merupakan salah satu wujud melakukan firman Tuhan. Bila kita menerima firman Tuhan, meneliti, dan melakukannya maka seharusnya kita juga mampu mengekang lidah kita. Bahkan bagi Yakobus, ketidakmampuan mengekang lidah menjadi tanda suatu ibadah yang sia-sia. Mereka yang pernah sakit hati oleh perkataan kita tentu juga akan memberikan cibiran yang senada, “Percuma rajin ke gereja kalau perkataannya selalu menyakiti orang lain”. Ibadah yang murni ditandai dengan mempraktekkan firman Tuhan dalam kehidupan kita.
Kapan dan kepada siapa Anda melontarkan kata-kata pedas yang membangkitkan kemarahan orang lain? Apapun alasannya, mintalah pengampunan dari Tuhan, jikalau perlu lakukan pemberesan dengan orang tersebut!
Mintalah kekuatan agar Anda dapat memakai lidah Anda mengeluarkan perkataan yang baik dan membangun orang lain! [GKBJ – Renunganhariankristen.com]
Note: artikel ini telah dipublikasikan terlebih dahulu oleh Renunganhariankristen.com