Satu
kali ada seorang laki-laki yang kuat dan kaya mengadakan pertunjukkan
yang diakhiri dengan suatu sayembara. Sayembara tersebut memberikan
hadiah yang cukup besar bagi mereka yang bisa mengalahkan tantangan
orang kuat tersebut.
Laki-laki kaya dan kuat itu pun menantang para penonton: "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk yang sudah aku peras ini!"
Kemudian
naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung.
Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk...
tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu
sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut
mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Orang kaya itu pun tersenyum-senyum
sambil berkata: 'Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau
mencoba?'
Seorang
wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia
boleh mencoba. 'Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung.' Walau
dibayangi kegelian di hatinya, orang kaya itu membimbing wanita itu naik
ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu.
Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk
itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.
Wanita
itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton
yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu
dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan
ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk
yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya ia
pun memeras, dan…. 'ting!' setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh
di atas meja panggung. Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan
segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.
Laki-laki
kaya dan kuat itu pun segera memeluk wanita kurus itu dan memberikan
hadiah uang emas, katanya, 'Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan
semacam ini puluhan kali. Banyak orang pernah mencobanya agar bisa
membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal.
Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku
tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?'
'Begini,'
jawab wanita itu, 'Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati
suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima
anakku. Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan
mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun
sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan
itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat,
bukanlah hal yang sulit bagiku'.
Selalu
ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami
jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku
perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk
hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan
berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya
telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari
masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada Pribadi yang
mengasihiku.
Sumber : terangdunia / jp.mamora
Post a Comment
Berikan komentar Anda ..... Tuhan Memberkati.....